Pengenalan Program Berkebutuhan Khusus

Pengembangan Orientasi, Mobilitas, Sosial, dan Komunikasi bagi PDBK Tunanetra

Pengembangan OMSK adalah sejumlah pengembangan keterampilan yang dibutuhkan tunanetra untuk menutupi atau mengganti keterbatasan sebagai akibat langsung dari adanya hambatan penglihatan.

Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama bagi PDBK Tunarungu
Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama biasa dikenal dengan istilah PKPBI merupakan pengembangan kemampuan komunikasi dan pengembangan kemampuan penghayatan bunyi dan irama

Pengembangan Diri bagi PDBK Tunagrahita
PPD diarahkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik tunagrahita dalam melakukan aktifitas yang berhubungan dengan kehidupan dirinya sendiri sehingga mereka tidak membebani orang lain.

Pengembangan Diri dan Gerak bagi PDBK Tunadaksa
Pengembangan diri dan gerak adalah merupakan segala usaha, bantuan yang berupa bimbingan, latihan, secara terencana dan terprogram terhadap peserta didik tunadaksa, dalam rangka membangun diri baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, sehingga terwujudnya kemampuan mengurus diri, menolong diri, merawat diri, dan mobilisasi (bergerak-berpindah tempat) dalam kehidupan sehari-hari baik di keluarga maupun di dimasyarakat secara memadai.

Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan Perilaku bagi PDBK Autis
Pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku bagi peserta didik autis merupakan segala usaha, bantuan yang berupa bimbingan, latihan, secara terencana dan terprogram terhadap peserta didik autis, dalam rangka membangun diri baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, sehingga terwujudnya kemampuan untuk hidup mandiri di tengah

Strategi Penanganan Pembelajaran Akademis Di Sekolah Inklusif
Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran akademis, diantaranya adalah dengan penerapan pendekatan remedial dan akomodasi kurikulum.


Pengembangan Orientasi Mobilitas

Pengembangan kemampuan orientasi mobilitas adalah merupakan pengembangan kemampuan, kesiapan dan kemampuan bergerak dari satu posisi/tempat ke satu posisi/tempat lain yang dikehendaki dengan baik, tepat, efektif, dan selamat. Melalui Pengembangan Orientasi Mobilitas, Peserta didik diharapkan mampu memasuki setiap lingkungan yang dikenal maupun tidak dikenal dengan efektif, aman, dan baik, tanpa banyak meminta bantuan orang lain.


Pengembangan Sosial

Pengembangan Kemampuan sosial merupakan pengembangan kemampuan membina hubungan antar manusia dan lingkungannya serta perilaku manusia dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari secara mandiri tanpa banyak dibantu orang lain. Tujuan Pengembangan sosial ini adalah agar peserta didik mampu berinteraksi, beradaptasi dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan pribadi dan sosial di lingkungan keluarga di sekolah dan masyarakat luas.


Pengembangan Komunikasi

Pengembangan komunikasi bagi peserta didik tunanetra bertujuan agar mereka mampu bersikap baik dan benar dalam berkomunikasi lisan, tulisan dan isyarat secara ekspresif menyenangkan baik menggunakan alat komunikasi manual maupun elektronik.


Pengembangan Komunikasi Peserta didik tunarungu

Pengembangan Komunikasi Peserta didik tunarungu bertujuan antara lain agar mereka mempunyai kemampuan ucapan fonem, kata, kalimat dan bahasa yang benar,  dan agar peserta didik tunarungu memiliki keyakinan bahwa bunyi/suara yang mereka keluarkan memiliki makna.

Pengembangan kemampuan komunikasi antara lain dilakukan dengan latihan pelemasan dalam bentuk senam mulut dan bibir, latihan pernafasan, latihan pembentukan suara dan bahasa (fonem, kata, kalimat).


Pengembangan Persepsi Bunyi dan Irama

Pengembangan Persepsi Bunyi dan Irama adalah pembinaan penghayatan bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja, sehingga kemampuan dengar yang masih dimiliki serta perasaan vibrasi yang dimiliki peserta didik tunarungu dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk berintegrasi dengan dunia sekelilingnya yang penuh bunyi bermakna.

Sesuai dengan tahapan proses mendengar manusia, maka ruang lingkup program pengembangan kemampuan persepsi bunyi dan irama bagi peserta didik tunarungu meliputi tiga tahap yaitu; tahap deteksi bunyi adalah kemampuan menyadari ada dan tidak ada bunyi, tahap diskriminasi bunyi adalah kemampuan membedakan bunyi, dan tahap identifikasi bunyi yaitu kemampuan mengenal bunyi.


Program Pengembangan Diri

Program Pengembangan Diri (PPD) merupakan hal yang sangat penting untuk peserta didik tunagrahita dalam melakukan pengembangan dirinya sendiri yang meliputi: merawatdiri, mengurus diri, menolong diri, komunikasi, bersosialisasi, keterampilan hidup, dan mengisi waktu luang di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. PPD diarahkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik tunagrahita dalam melakukan aktifitas yang berhubungan dengan kehidupan dirinya sendiri sehingga mereka tidak membebani orang lain. Dalam pelaksanaan program pengembangan diri perlu adanya standar kemampuan untuk dapat mencapai kemampuan minimal yang menggambarkan keterampilan yang dicapai, hal ini sebagai dasar untuk mengetahui peningkatkan, dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari atau pengembangan diri peserta didik tunagrahita.


Istilah untuk anak tunagrahita

Menurut Depdiknas (2009) terdapat tiga istilah untuk anak tunagrahita yaitu:
  1. Mengurus diri atau merawat diri (self care)
  2. Menolong diri (self help)
  3. Kegiatan sehari-hari (Activities of Daily Living/ADL).
Tujuan pengembangan diri antara lain agar anak:
  1. dapat hidup wajar dan mampu menyesuaikandiri dalam kleuarga, teman sebaya baik di sekolah maupun di masyarakat
  2. dapat menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain
  3. dapat mengurus keperluannya sendiri dan dapat memecahkan masalah sendiri
  4. dapat membantu orangtua dalam mengurus rumah tangga, baik dalam kebersihan ketertiban dan pemeliharaan
  5. mampu berpartisipasi dalam menciptakan kehidupan keluarga yang sejahtera.

Teknik mengajarkan suatu tingkah laku atau keterampilan kepada anak tunagrahita

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran pengembangan diri bersifat perbaikan tingkah laku (behavior modification). Sedangkan teknik yang perlu diperhatikan dalam  mengajarkan suatu tingkah laku atau keterampilan kepada anak  tunagrahita yaitu:

  1. memberi contoh (modelling)
  2. menuntun/mendorong (promting)
  3. mengurangi tuntunan (fading)
  4. pentahapan (shaping).

Prinsip pengembangan diri

Prinsip pengembangan diri meliputi:

  1. dilaksanakan ketika kebutuhan muncul
  2. berikan ketika anak makan, mandi, berpakaian, menanggalkan pakaian, ke toilet, dll
  3. bahan yang diajarkan hendaknya dirumuskan secara operasional misal: “anak belajar berpakaian” menjadi “anak belajar memakai baju”,
  4. bahan yang baru hendaknya bersambung dengan bahan sebelumnya, misal belajar mengancingkan baju merupakan kelanjutan dari belajar mengenakan baju
  5. satuan-satuan bahan yang kecil hendaknya terdiri atas perbuatan-perbuatan, misal: mengancingkan, menanggalkan, memasang, dsb
  6. reinforce hendaknya sesuai dengan kesukaan anak yang diajar saat itu dan mempunyai nilai beda dari anak yang belum berhasil
  7. reinforce hendaknya diberikan setelah anak melakukan satu langkah kegiatan betul (trial)
  8. hindari segala sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian anak
  9. gunakan bahasa yang sederhana, berikan instruksi satu demi satu, bila perlu dilengkapi dengan mimik dan isyarat
  10. tentukan kriteria untuk tiap-tiap pertemuan, anak dianggap berhasil apabila kegiatan dilakukan tanpa bantuan
  11. pelihara konsistensi bila materi itu di bina oleh guru lain, guru tersebut hendaknya sama dengan guru yang terdahulu (Depdiknas. 2009. Modul Training of Trainerss Pendidikan Inklusif).


Pengembangan diri dan gerak

Pengembangan diri dan gerak adalah merupakan segala usaha, bantuan yang berupa bimbingan, latihan, secara terencana dan terprogram terhadap peserta didik tunadaksa, dalam rangka membangun diri baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, sehingga terwujudnya kemampuan mengurus diri, menolong diri, merawat diri, dan mobilisasi (bergerak-berpindah tempat) dalam kehidupan sehari-hari baik di keluarga maupun di dimasyarakat secara memadai.

Fungsi dari pengembangan diri dan gerak untuk peserta didik tunadaksa adalah sebagai berikut:
  1. Mengembangkan kemampuan anggota badan yang mengalami kesulitan bergerak agar dapat berfungsi secara optimal
  2. Mengembangkan dan melatih peserta didik secara berkesinambungan agar mampu mengatasi kebutuhan hidupnya
  3. Membina peserta didik agar memahami dan menyadari hubungan antara guru/pelatih dengan pribadinya agar terjalin kontak atau hubungan secara harmonis
  4. Mengembangkan gerak otot serasi, sehat, dan kuat sehingga mampu melakukan gerakan sesuai dengan fungsinya
  5. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan dari pengembangan diri dan gerak bagi peserta didik tunadaksa adalah:
  1. agar gerak otot serasi , seimbang, sehat, dan kuat, sehingga mampu melakukan gerakan sesuai dengan fungsinya
  2. agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari
  3. agar peserta didik tunadaksa memiliki pengetahuan, sikap, nilai dan kemampuan senso-motorik agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan Perilaku bagi PDBK Autis

Pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku bagi peserta didik autis merupakan segala usaha, bantuan yang berupa bimbingan, latihan, secara terencana dan terprogram terhadap peserta didik autis, dalam rangka membangun diri baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, sehingga terwujudnya kemampuan untuk hidup mandiri di tengah masyarakat.

Tujuan program pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku bagi peserta didik autis antara lain untuk:
  1. Mengembangkan kecakapan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis melalui pembiasaan dan latihan yang terus-menerus tentang pentingnya berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi peserta didik autis dengan lingkungan sekitarnya.
  3. Mengurangi kecenderungan munculnya tingkah laku antisosial
  4. Mewujudkan manusia yang berakhlak mulia , mandiri, jujur, disiplin, bertanggung jawab dan toleransi.

Strategi Penanganan Pembelajaran Akademis Di Sekolah Inklusif

Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran akademis, diantaranya adalah dengan penerapan pendekatan remedial dan akomodasi kurikulum. Remedial dalam KBBI berarti bersifat menyembuhkan atau berhubungan dengan perbaikan atau membuat menjadi baik. Jika dikaitkan dengan pembelajaran terutama pembelajaran PDBK, maka remedial dapat diartikan sebagai suatu pendekatan pembelajaran tersendiri yang diberikan kepada seorang atau sekelompok peserta didik berkebutuhan khusus yang mengalami kesulitan belajar dengan tujuan agar terjadi perbaikan pembelajaran.

Pendekatan remedial memiliki tujuan agar siswa memperoleh prestasi belajar yang memadai melalui proses penyembuhan, perbaikan atau pembetulan dalam pemahaman diri, cara belajar, menggunakan alat belajar, perubahan sikap, dan pelaksanaan tugas-tugas. Prinsip utama pendekatan remedial yaitu harus mengutamakan prinsip pembelajaran yang menyenangkan.



Komentar

Postingan Populer